Hai, gue balik lagi dengan membawa drama fenomenal yang selalu memenuhi timeline twitter gue dan home instagram gue keesokan hari setelah drama ini tayang. Pecinta kdrama pasti tahu lah drama ini. Yup, It's Okay to Not Be Okay! Gue biasa nyebutnya Psycho But It's Okay atau saikojiman gwaenchana (Korean Title). Review ini gue tulis keesokan hari setelah gue nonton alias masih fresh banget di ingatan gue tentang drama ini, apalagi endingnya. Ngga tau deh nanti gue mau post kapan di blog karena gue nulisnya juga di tengah-tengah jam kerja *pletakk. Jangan ditiru, guys, kecuali kalo kerjaan udah kelar atau lagi ngga sibuk aja. Ok, langsung aja~
Judul: It's Okay to Not Be Okay | Psycho, But Okay (사이코지만 괜찮아)
Sinopsis:
Sebuah cerita tentang seorang lelaki yang bekerja di bagian bangsal psikiatri dan seorang wanita dengan gangguan kepribadian anti-sosial, yang mana adalah seorang penulis buku dongeng anak.
Moon Kang-Tae (Kim Soo-Hyun) bekerja di bagian bangsal psikiatri. Pekerjaannya adalah mencatat kondisi pasien dan berurusan dengan keadaan yang tidak terduga, seperti jika pasien melawan atau kabur. Dia hanya memiliki penghasilan sekitar 1,8 juta won (~$1,600 USD) per bulan. Seorang wanita (Seo Yea-Ji) adalah seorang penulis dongeng anak yang terkenal, tetapi dia sangat egois, arogan, dan kasar (sumber: asianwiki).
Cast:
Moon Kang-Tae - Kim Soo-Hyun
Ko Moon-Young - Seo Yea-Ji
Moon Sang-Tae - Oh Jung-Se
Nam Joo-Ri - Park Gyu-Young
Oh Ji-Wang - Kim Chang-Wan
Kang Soon-Duk - Kim Mi-Kyung
Park Haeng-Ja - Jang Young-Nam
Sun Byeol - Jang Gyu-Ri
Kwon Min-Seok - Seo Joon
Oh Cha-Yong - Choi Woo-Sung
Ko Dae-Hwan - Lee Eol
Kan Pil-Wong - Kim Ki-Cheon
Joo Jung-Tae - Jeong Jae-Kwang
Lee Sang-In - Kim Joo-Hun
Yoo Seung-Jae - Yoo Seung-Jae
Jo Jae-Soo - Kang Ki-Doong
dll
(sumber: asianwiki)
Review:
Hmm, gue bingung mau mulai dari mana. Awalnya sih gue ngga begitu tertarik dengan drama ini. Waktu liat keramaian di twitter dan instagram pada bahas drama ini, yang masih upcoming, karena ini drama debut sekembalinya Kim Soo Hyun dari wamil. Biasa aja, liat still cut nya pun ngga tertarik. Gue memutuskan nonton drama ini karena liat preview di instagram, akhirnya gue coba nonton. Episode awalnya bikin gue takjub, karena ini sesuatu baru yang belum pernah gue lihat di drama yang pernah gue tonton sebelumnya. Dari first impression itulah, akhirnya gue lanjutin nonton. Rasa penasaran dan kebaperan gue lah yang akhirnya menuntun gue untuk tetep lanjut nonton *halah. Lama kelamaan, kok gue terbius visual. Baru drama ini yang bikin gue bertahan nonton karena visual. Mas Soo Hyun sama mba Ye Ji tuh perpaduan visual uhuuyy badai tak tertandingi. Suka bangeett.
Ok, move on dari visual, gue mau bahas cerita. Sesungguhnya, gue suka banget premis dari drama ini, penyembuhan luka batin alias drama tentang kejiwaan. Gue pernah nonton drama dengan tema yang sama, tentang kejiwaan juga, It's Okay, That's Love, yang sampe sekarang belom kelar nonton padahal tinggal beberapa episode aja. Fokus masalah drama ini sama It's Okay, That's Love menurut gue beda, walau premis yg diambil sama. Makanya gue menemukan sesuatu yang baru di tema yang sama.
Dari segi cerita, seperti yang udah gue tulis di atas, gue suka banget. Nonton drama ini tuh berasa healing banget buat gue. Kaya gue dinasihati buat "ngga papa, it's okay, you only human that imperfect. ngga papa, lo boleh marah, boleh sedih, boleh ngga suka.", di saat keadaan gue lagi kurang baik. Ekspektasi gue, drama ini genrenya pure melodrama, as always gue menilainya dari tone sinematografinya. Ternyata, drama ini juga dibumbui komedi yang kerasa pas banget menurut gue, timingnya pun pas, porsinya juga.
Gue kena spoiler (?) teori salah satu masalah, karena ini gue jadi ngga bisa menikmati nonton episode penyelesaian masalah dengan tenang, selalu kebayang cerita teori dan merasa seperti ekspektasi yang melenceng, jadi sedikit kecewa karena teorinya lebih wow menurut gw dari ceritanya. Ending drama ini gue kira akan bombastis uhuuyy gitu, ternyata 'cuma begitu'. Walaupun cuma begitu, menurut gue, it's fair enough sih untuk ketiga karakter utama. Tapi entah mengapa, gue merasa banyak hole di episode endingnya. Kaya kekhawatiran gue masih tertinggal para lead dan buat para supported actor. Entah gue yang ngga ngeh dari awal episode hanya fokus ke para lead apa gimana. Menurut gue, para pemeran pembantu deserve ending yang lebih better karena mereka mendapatkan porsi yang cukup penting di cerita. Kesan endingnya tuh, menurut pandangan gue, mau dibikin tersirat tapi jadinya ngga jelas, abu-abu gitu. Walau begitu, overall, gue sukaa.
Fav karakter? Gue suka banget sama Sangtae, entah mengapa. Monmaap mas Gangtae, kamu memang tamvan, rupavvan, perhatian, menggemaskan, tapi Sangtae tak terdefinisikan. Sempet kesel sih sama Sangtae, tapi berakhir dengan suka banget. Hikmah di drama ini banyaakkk banget. Satu hal yang gue inget banget, semua itu harus dikomunikasikan dan harus saling memahami. Sangtae aja yang memiliki kekurangan bisa memahami dan ngga memaksakan kehendaknya, masa kita yang lebih dari Sangtae ngga bisa. Saranghae, Sangtae Oppa *emot menahan tangis.
Kesimpulannya, harus banget sih nonton. Sensasi baru dari kepedihan, sudut pandang baru dari romance, sudut pandang lain dari sebuah keegoisan. Berkorban itu boleh, tapi jangan berlebihan. You first, then others. Bukan menyuruh untuk egois, tapi kalo lo ngga bahagia duluan, gimana lo mau bahagiain orang lain.
Sekian review dari gue, semoga membantu. Again, review dari gue sangat subjektif, berdasarkan selera, suka dan ngga suka. Jumpa lagi di review yang lainnya.
Anyeong!
Komentar
Posting Komentar