Langsung ke konten utama

Malam Minggu

     Assalamu'alaikum wr. wb.

     Kebetulan banget malam ini adalah malam minggu. Kalo kata Bapak Jamal, malam minggu itu malam yang panjang, sepanjang jalan kenangan. Ngga sih, yang terakhir gua yang nambahin sendiri. *plakkk

Udah lama juga ya sejak postingan gua terakhir. Emm, kurang lebih hampir setahun. Dari babang Zayn belum putus sama mba Gigi, sampe berhembus kabar bahwa mereka balikan. Betewe, gua cuma mau kasih tau aja, mba Gigi ini bukan mba Gigi nya mas Raffi ya, tapi mba Gigi Hadid, model victoria's secret yg cantiknya ngalahin gua. Oke, mulai garing. Next!

     Gua ngga tau di postingan ini mau bahas apa, karena udah lama banget ngga merangkai kata-kata absurd, konyol, dan seenak jidat gua. Jari-jari gua udah terlalu kaku dan pikiran gua pun mengikutinya. Eh, kebalik. Harusnya pikiran dulu baru jari ya. Ah, bodo amat. Suka-suka gua dah mau nulis bagaimana. Toh, mungkin hanya beberapa orang yang tersesat, sedang browsing dan ingin tahu apa arti malam minggu yang sebenarnya dan kemudian mampir ke blog gua yang kacang beruntung ini. Nah, kan, mungkin masih pada mikir apa itu kacang beruntung. Silahkan cari sendiri apa maksud dari kacang beruntung ini.


     Kalo gitu, gua mau cerita aja deh pengalaman gua sebagai mahasiswi tingkat akhir yang masih mempertahankan statusnya sebagai seorang single woman dalam menghadapi kesehariannya. Jadi, waktu gua menginjak semester akhir nih, lagi anget-angetnya 'dipaksa' kenalan sama sesosok yang untuk beberapa mahasiswa itu dianggap sebagai hal yang membebani, tapi untuk beberapa mahasiswa lain menganggap itu sebagai kawan, sebagai hal yang harus mereka selesaikan dengan cepat demi sesegera mungkin untuk mengejar cita-cita mereka, menikah menjadi sukses.

   Pada waktu awal-awal gua mengenal skripsi ini, gua menganggap dia ini adalah makhluk yg menakutkan, yang kemudian membawa gua untuk perlahan-lahan menghindari itu dulu. Gua masih mau fokus sama mata kuliah gua yang sebenernya sedikit tapi bebannya jadi berat banget, karena gua harus beradaptasi dengan lingkungan baru dari awal lagi. Crazy, isn't it? Tapi ya begitulah gua, dengan segala keterbatasan gua yang kurang bisa bergaul dengan orang baru. Alhamdulillahnya sih, gua jauh lebih better dibanding gua sebelumnya yang ketika masuk ke lingkungan baru, gua sama sekali ngga berani natap wajah orang-orang yang ada di sekitar gua. Pelajaran banget sih ini.

Kemudian, gua melalui masa-masa kuliah layaknya mahasiswa sibuk-yang-sebenernya-sudah-lelah-dijejali-materi-selama-3-tahun-terakhir sembari masih memperhatikan asupan kebahagiaan dan melayani masyarakat di kelas tetap gua. Jadi, I thought, that is the worst time that I've been through ever. Yah, namanya juga hidup. Nikmati saja, pasti akan berakhir nantinya dan berganti yang baru lagi. *aseeekk

Jadi, di semester 7 dulu, gua ya gitu, niat ngga niat sih kuliahnya. Dandan yg udah asal-asalan gitu, ngga mencerminkan anak ekonomi sama sekali, tapi yaudahlah ya, yang penting masih kuliah. Saat itu, gua udah yang males gitu ikut kuliah, tapi ya demi biar bisa skripsi tepat waktu, kalau kata Raisa, mau dikatakan apalagi. Gua menjalani hari-hari gua dengan meringis, walau hati teriris. Gua nikmati masa-masa terakhir bercengkerama dengan spesies sejenis gua yang juga ingin meraih gelar sarjana secepat mungkin. Nah, yang paling bikin gua tambah down adalah sebuah hal yang sepele namun sangat menentukan masa depan banget. Hal itu adalah pengajuan judul untuk skripsi yang akan gua susun nanti. Awalnya, gua menganggap bahwa hal ini tidak semenyeramkan apa yang dikatakan orang-orang. Orang-orang hanya suka untuk melebih-lebihkan sesuatu yang sebenarnya biasa aja.

Nah, dari sikap gua yang sangat optimis dan khusnudzon tingkat nasional, gua mengumpulkan naskah judul yang akan gua ajukan sebagai bakal calon pacar skripsi gua dengan anggapan bahwa langsung dapet acc dari ketua jurusan. Beberapa hari kemudian, gua ambil hasilnya daaaaannnnn....... seketika itu juga, gua langsung mempercayai apa yang orang lain omongkan. Naskah gua ngga diacc. Oke, gua mulai panik. Nyari judul aja susahnya minta dinikahi, apalagi nanti waktu mulai nulis, pikir gua saat itu. Akhirnya, dengan segala rasa kepanikan dan kekhawatiran yang menyelimuti dada ini, dibarengi dengan otak yang mulai jarang dipake karena rasa lelah, akhirnya gua langsung buat 2 judul calon skripsi gua nantinya. Kenapa harus 2? Karena, berdasar film mata-mata, demi kelancaran misi, haruslah membuat 2 rencana, rencana A dan rencana B. Alhasil, buatlah gua 2 judul. Nah, ketika 1 judul udah gua kelarin, tiba-tiba di tengah jalan gua ragu, mau gua ajukan ngga nih, karena masih trauma yang pertama kali itu. Kemudian gua memilih buat nyelesain 1 judul yang lainnya. Setelah kedua judul itu selesai, gua mulai bingung nih mau ngajuin yang mana. Sebenernya, gua sreg banget sama judul yang pertama gua selesain, tapi entah kenapa, hati gua bilang jangan, takut kalo ngga diacc. Akhirnya gua memilih untuk mengambil judul yang kedua. Bagaimana nasib dari judul yang pertama selesai? Untungnya ada temen gua yang mau 'mengadopsi' dia dengan suka rela. Sebelumnya gua juga udah bilang kalo misalkan gua ngga bisa jamin kalo itu bakal diacc, tapi dia nya oke-oke aja. Yasudah, rasa bersalah di benak gua langsung sirna seketika.

Singkat cerita, akhirnya judul dia yg dari gua diacc. Entah kenapa, seketika itu, gua merasa nyesel. Tapi yaudahlah, itu pilihan yang gua ambil, ya gua harus nerima konsekuensinya dong. Setelah itu, gua ngajuin judul kedua gua dengan rasa harap-harap cemas. Setelah gua ngajuin, gua baru tahu kalo ternyata judul gua itu samaan sama temen gua yang lainnya. Udah, di situ gua mulai pesimis dan bilang, misalkan ini ngga acc lagi, gua mau istirahat dulu, mencari kebahagiaan bentar, baru lanjut mikir skripsi lagi. Bener-bener yang udah capek gitu. Finally, judul gua itu acc. Kemudian, ketika mata kuliah Seminar Akuntansi, saat itu gua maju untuk presentasi judul gua yang acc, seketika itu, temen-temen gua pada yang kaya agak gimana gitu, karena judul gua samaan sama temen sekelas gua. Dengan berbagai macam pertimbangan, akhirnya gua memutuskan untuk ganti judul, dengan persetujuan dosen pembimbing pastinya. Drama 'pencarian judul baru' ini memakan hampir 1 semester, karena gua yang takut kalo samaan lagi dan seberapa susahnya nyari referensi lain. Alhamdulillahnya, temen gua yang gua samain judulnya itu ngasih gua ide judul baru. Nah, dari judul itu, gua nyoba nyari referensi lain yang berkaitan.

Singkat cerita, gua dapet judul itu dan acc dalam waktu 1 semester. Kemudian, move on lah gua ke semester 8. Semester infinity, karena gua nonton infinity war di semester ini (?). Nah, entah kenapa, di semester ini, gua terlena untuk mencoba 'candu-candu' yang susah ilangnya. Barang 'kacang beruntung' itu adalah sebagai berikut:
  1. Novel (not so strong sih pengaruhnya)
  2. Socmed (not so strong too)
  3. Webtun (ini pengaruhnya lumayan sih. awal-awal yg curious gitu, baca eps pertama sampe beberapa eps karena webtun yg mulai gua baca udah banyak epsnya, bahkan udah ada yang tamat)
  4. and last but not least, drama koriya dan sejenisnya (addict parah sih ini!)
Gua akan membahas 'candu-candu' di atas nanti di postingan berikutnya ya...

Setelah sekian lama gua terjebak 'candu', gua mulai sadar dan perlahan-lahan juga menyelesaikan apa yang harus gua selesaikan, kalo kata Bang Haji, kau yang mulai kau yang mengakhiri. Jadi, posisi saat itu, gua masih maniak nontonin drama & tv series (sebenernya dua-duanya disebut tv series juga, tapi buat bedain aja deh. kalo drama itu drama koriya dan tv series itu ya tv series dari barat), jadi masih nyari-nyari rekomendasi yang keren buat gua tonton. Setelah hype nya reda, gua mulai menata apa-apa aja yang harus gua lakukan untuk menyelesaikan apa yang telah gua mulai sejak 3 setengah tahun belakangan ini. Ntar deh gua bikin postingan tentang perjuangan gua menyusun masa depan gua yang biasa orang panggil skripsi. Di hari-hari skripsi gua ini, gua jarang banget ngepost seberapa rajinnya gua ngerjain skripsi. Gua cuma memposting hal-hal yang menunjukkan bahwa gua me-'kacang beruntung'-kan skripsi yang gua kerjakan ini. Bodo amat omongan orang. Orang mah bebas memakai pikiran mereka, bebas memakai mulut mereka, yang tahu keadaan gua sendiri ya gua, bukan dia. So, gua menjalani hari-hari gua dengan serius yang dibungkus dengan rasa bercanda.

Jujur saja, awal-awal skripsi, gua males banget yang namanya bangun pagi-pagi, ngantri di depan ruang dosen buat bimbingan bersama para saingan rasa temen. Beruntunglah kalo gua datengnya ngga terlalu kesiangan, masih dapet jatah bimbingan. Lah, kalo gua telat, ya ngga dapet. Mana rumah gua jauh pula. Kan kesel ya? (Nb: plis, ini jangan ditiru sih. sangat tidak baik, apalagi untuk masa depan kalian)

Akhirnya, gua memilih menyempurnakan proposal gua sembari mencari data apa saja yang gua butuhkan untuk penelitian. Singkat cerita, proposal gua diacc setelah bimbingan 4 kali. Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. Saat ini, gua sangat menyadari bahwa yang namanya ngerjain skripsi itu tanpa revisi. Suatu hal yang impossible banget sih, kecuali kalo udah bimbingan dulu sebelumnya, sama dosen lain atau waktu sebelum mengambil skripsi, itu gua ngga nanya! Tapi, kalau ada kasus khusus, misal ada dosbing (baca: dosen pembimbing) yang memang dia a very unique person, ya bisa jadi kalian ada yang sampai bimbingan 8 kali baru diacc. Tergantung tingkat kemujuran kalian kalau itu. Tapi kalau misal udah dapet dosbing yang baik parah, itu sih tergantung tingkat kerajinan kalian ya. Kaya gua! Hahahaha. Sebuah contoh yang jangan dicontoh sih kalo ini.

Sekarang, gua udah semester 9. Semester offside. Semester yang mulai ditanya kapan lulus. Semester dimana muncul kalimat 'katanya mau kuliah 3,5 tahun'. Sumpah, yang terakhir ngaco bats sih, tapi memang beneran ada yang bilang ke gua begitu, kan nyebelin ya. Namanya juga ujian hidup, kita tak tahu datangnya kapan dan dengan bentuk yang bagaimana. Jujur aja sih ya, gua memang ngga berniat untuk lulus cepet-cepet, dari awal kuliah. Sempet sih waktu itu berubah, karena memang pengin pake slempang junjungan (baca: slempang cumlaude), tapi karena suatu hal, ipk gua ngga bisa menyentuh angka cumlaude, walau sesungguhnya kurangnya cuma dikiiiiit bats, yaudah, gua urungkan saja niatan itu. Biarkan orang lain saja, aku ngga akan kuat. Gua kemudian menjalani hari-hari santai gua sambil nyelesain skripsi. Hingga sekarang sih.

Sebenernya, gua punya target untuk wisuda di bulan Oktober. Kenapa? Karena gua ulang tahun di bulan Oktober. Ya, alay gua, itu sebagai hadiah ulang tahun untuk gua sendiri di umur unique gua, 22nd. Entah kenapa, gua suka sama angka itu. Namun, apalah dayaku yang kurang berusaha ini. Dugaan gua bener! Jadwal wisuda untuk bulan Oktober itu adalah tepat di hari dimana gua ulang tahun. Bener-bener pas banget. Yaudahlah ya, menjadi lebih baik di umur 22 buat gua sih udah sangat cukup, dalam segi apapun. Ibadah, kedekatan kepada Allah swt., kedewasaan, cara pandang yang tidak hanya membenarkan pernyataan gua pribadi dan orang-orang terdekat tapi lebih ke yang tabayyun karena manusia itu juga kerap melakukan kesalahan. *aseeeeeque

Udah ah, segini aja dulu. Pegel tangan eyke ngetik segini banyaknya, setelah sekian lama gua ngga ngetik-sambil-bicara-dalam-hati-bersama-pikiran-gua. Buat yang tersesat dan baca post gua yang kurang berfaedah sampe bagian ini, doain ya semoga gua diberikan kelancaran untuk skripsi gua, biar gua bisa lebih leluasa menjalani masa depan gua. Untuk kalian juga, semoga dilancarkan juga hajat yang kalian sedang jalani, yang sedang kalian lakukan saat ini. See you on top! and See you in Jannah, inshaa Allah!

Wassalamu'alaikum wr. wb.
Salam manis selalu untukmu,


Sang Pejuang Gelar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersyukur Yuk...

   Assalamu'alaikum.    Alhamdulillah, baru dapet signal lagi setelah berbulan-bulan mencarinya dengan susah payah. Sebenernya udah dapet sih, tapi cuma bisa buat log in socmed aja, dan belum ada signal buat nulis lagi.    Hehe.    Nah, kali ini gue pengen bahas tentang bersyukur. Alhamdulillah, akhir-akhir ini kata "Alhamdulillah" sering gue ucapkan. Rasa syukur itu rasanya luar binasa, eh, biasa. Rasanya itu seperti..............bersyukur. Iya, bersyukur. Alhamdulillah.

Ketika Hati Berbicara

     Assalamu'alaikum.      Alhamdulillah Wa Syukurillah, akhirnya saya diijinkan lagi buat posting. :D      Aduh, maap, maap. Bahasanya terlalu formal. Oke, di ganti. *berubah dulu*      Yah, Alhamdulillah, gue bisa posting lagi disini. Setelah kurang lebih setengah taun ngga nulis lagi. Gue vacuum dulu buat beberapa bulan terakhir. Selain konsen ujian, gue juga konsen ujian. Eh, kok sama aja ya....ehm, pokoknya gitu deh. Ujian kan banyak macamnya. Ujian sekolah, ujian PTN, ujian hidup, sampe ujian hati. Eh, ngomong-ngomong soal hati, pas banget nih sama judulnya, nyangkut-nyangkut hati.      Gue disini pengen melampiaskan hasrat menulis sama sekalian curhat. Ngga papa ya...Membahagiakan jomblo itu dapet pahala. *modus* ^^v

SENDIRI~ 😁

     Assalamu'alaikum.       Yah, baru bisa apdet lagi setelah teranggurkan sekian lama. *hiks* Tapi alhamdulillah, blog ini ngga kotor-kotor banget, alias ada sarang laba-labanya. hehehe. :)      Alhamdulillah, Allah masih sayang sama saya. Allah memberikan saya sebuah cobaan yang luaaaarrrrr biasa dahsyatnya. Eh, kok saya-saya-an ya... ganti gue aja deh, biar gaul. 😁      Gue dapet cobaan yang super-duper subhanallah wal hamdulillah. Awalnya sih emang sakiiiit bgt, sampe gue sendiri ngga bisa nerima itu. Tapi, tetep ngga baik kalo kufur sama cobaan, menghindari cobaan itu.      Ini rasanya lebih sakit dari ditolak gebetan, diputusin pacar ataupun ditinggal nikah. Gue baru aja kehilangan sosok 'pendamping', yang setiap hari nemenin gue, kasih nasihat, memperingati gue, mengarahkan gue, dan lain sejenisnya. Setelah itu, gue dapet kabar kalo sahabat gue yang udah gue anggap saudara gue...