Assalamu'alaikum.
Hai Saudaraku, lama tak berjumpa. Bagaimana kabarmu...? Alhamdulillah, aku disini baik-baik saja. :)
Aku teringat, ketika kita dipertemukan oleh Allah. Saat itu, aku sempat tidak suka denganmu, merasa asing denganmu. Tetapi, lambat laun, aku merasa nyaman dengan keadaanmu, dengan kebiasaanmu, dan dengan kelebihanmu serta kekuranganmu.
Saat itu, aku menemukan "Keluarga" baru, yang dapat mengerti aku, yang dapat menenangkanku ketika aku panik, mengajarkanku tentang cinta dan kasih sayang, membenarkanku ketika aku salah, memberikanku semangat ketika aku lelah, memberikan contoh ketika aku belum mengerti, menuntunku ketika aku kehilangan arah, meminjamkan pundak ketika aku menangis, ikut bahagia ketika aku bahagia dan yang lainnya. Aku seperti memiliki Kakak, yang ikhlas dan rela menuntun adiknya yang banyak sekali kekurangan.
Banyak hal yang sudah kita lalui bersama, kita tertawa bersama, bahagia, menangis bersama, memecahkan masalah bersama, saling menguatkan, kerjasama, membagi tugas dan lainnya.
Mengapa sekarang berbeda...? Mengapa seakan kita sudah tidak memiliki kepentingan lagi antara satu sama lain, seperti ada jarak yang memisahkan kita...? Atau mungkin karena kita sudah memiliki kesibukan masing-masing...? Atau karena tuntutan pekerjaan yang berbeda...? Atau karena memang sudah bosan dengan kebersamaan yang dulu...?
Jujur Saudaraku, aku sangat menginginkan hal itu terulang kembali, kita bersama, menjadi satu, saling menguatkan lagi. Entah mengapa, akhir-akhir ini aku merasa sendiri, hanya aku sendiri, tanpa ada yang mendampingiku, menguatkanku, menuntunku, mengajariku, dan memperingatkanku. Aku merindukan saat-saat seperti itu, saat ketika kita masih bersama.
Ya, memang, beberapa hari yang lalu kita masih bertemu. Tapi apakah sama rasanya dengan yang seperti dulu...? Saat kita masih benar-benar bersama, saat kita masih bertemu setiap hari...? Dengan alasan "Kita ini sudah dewasa", apakah kita tidak bisa berkumpul lagi walaupun topik pembicaraan kita berubah ke tahap "Dewasa"...? Apakah "Dewasa" itu membatasi kita untuk bersama lagi...? Berarti, sekarang aku harus move on dan berganti "Keluarga" lain lagi...? Lalu untuk apa kita dipertemukan jika akhirnya berujung dengan sia-sia...?
Saudaraku, tak rindukah dengan saat-saat seperti itu...? tak inginkah ketika satu persatu dari kita menikah nanti, kita masih bersama, meminta pendapat tentang undangan dan baju pernikahan, berfoto bersama, berbagi kebahagiaan, membagi cerita rasanya menikah...? tak inginkah membagi kebahagiaan ketika memiliki anak, berbagi cerita tentang anak-anak kita, iseng-iseng menjodohkan anak kita, dan anak kita nantinya akan memiliki "Keluarga" yang sama seperti kita...?
Saat ini, hanya do'a yang dapat ku panjatkan kepada-Nya, agar kelak kita dapat bersatu kembali, menjadi "Keluarga" yang seutuhnya, bersama selamanya sampai nanti kita dipanggil oleh Allah S.W.T. dalam keadaan sebaik-baiknnya, Amin, Insya Allah.
Terima Kasih Saudaraku atas kebahagiaan dan pelajaran berharga yang telah kau ajarkan kepadaku dengan ikhlas. Terima kasih atas segala perhatian yang telah kau berikan kepadaku. Aku sekarang paham apa arti cinta dan kasih sayang yang tulus dari Saudaraku.
Maaf, aku sering mengecewakanmu, aku sering membuatmu marah, dan berfikir jika aku egois, kekanak-kanakkan, tak bisa mengertimu. Aku sudah mencoba untuk menjadi Saudara terbaik untukmu, tapi mungkin hanya sedikit yang dapat ku lakukan untukmu. Jujur, aku berbuat seperti itu karena aku ingin kita menghabiskan waktu bersama lagi, aku merindukan kita yang dulu, kita yang selalu bersama, tertawa bersama, hingga menangis bersama.
Maafkan aku Saudaraku, aku tidak dapat memberikan apappun untukmu, hanya kata-kata ini yang dapat ku ucapkan. Maaf... :')
Wassalam.
Dariku, yang merindukanmu.
Hai Saudaraku, lama tak berjumpa. Bagaimana kabarmu...? Alhamdulillah, aku disini baik-baik saja. :)
Aku teringat, ketika kita dipertemukan oleh Allah. Saat itu, aku sempat tidak suka denganmu, merasa asing denganmu. Tetapi, lambat laun, aku merasa nyaman dengan keadaanmu, dengan kebiasaanmu, dan dengan kelebihanmu serta kekuranganmu.
Saat itu, aku menemukan "Keluarga" baru, yang dapat mengerti aku, yang dapat menenangkanku ketika aku panik, mengajarkanku tentang cinta dan kasih sayang, membenarkanku ketika aku salah, memberikanku semangat ketika aku lelah, memberikan contoh ketika aku belum mengerti, menuntunku ketika aku kehilangan arah, meminjamkan pundak ketika aku menangis, ikut bahagia ketika aku bahagia dan yang lainnya. Aku seperti memiliki Kakak, yang ikhlas dan rela menuntun adiknya yang banyak sekali kekurangan.
Banyak hal yang sudah kita lalui bersama, kita tertawa bersama, bahagia, menangis bersama, memecahkan masalah bersama, saling menguatkan, kerjasama, membagi tugas dan lainnya.
Mengapa sekarang berbeda...? Mengapa seakan kita sudah tidak memiliki kepentingan lagi antara satu sama lain, seperti ada jarak yang memisahkan kita...? Atau mungkin karena kita sudah memiliki kesibukan masing-masing...? Atau karena tuntutan pekerjaan yang berbeda...? Atau karena memang sudah bosan dengan kebersamaan yang dulu...?
Jujur Saudaraku, aku sangat menginginkan hal itu terulang kembali, kita bersama, menjadi satu, saling menguatkan lagi. Entah mengapa, akhir-akhir ini aku merasa sendiri, hanya aku sendiri, tanpa ada yang mendampingiku, menguatkanku, menuntunku, mengajariku, dan memperingatkanku. Aku merindukan saat-saat seperti itu, saat ketika kita masih bersama.
Ya, memang, beberapa hari yang lalu kita masih bertemu. Tapi apakah sama rasanya dengan yang seperti dulu...? Saat kita masih benar-benar bersama, saat kita masih bertemu setiap hari...? Dengan alasan "Kita ini sudah dewasa", apakah kita tidak bisa berkumpul lagi walaupun topik pembicaraan kita berubah ke tahap "Dewasa"...? Apakah "Dewasa" itu membatasi kita untuk bersama lagi...? Berarti, sekarang aku harus move on dan berganti "Keluarga" lain lagi...? Lalu untuk apa kita dipertemukan jika akhirnya berujung dengan sia-sia...?
Saudaraku, tak rindukah dengan saat-saat seperti itu...? tak inginkah ketika satu persatu dari kita menikah nanti, kita masih bersama, meminta pendapat tentang undangan dan baju pernikahan, berfoto bersama, berbagi kebahagiaan, membagi cerita rasanya menikah...? tak inginkah membagi kebahagiaan ketika memiliki anak, berbagi cerita tentang anak-anak kita, iseng-iseng menjodohkan anak kita, dan anak kita nantinya akan memiliki "Keluarga" yang sama seperti kita...?
Saat ini, hanya do'a yang dapat ku panjatkan kepada-Nya, agar kelak kita dapat bersatu kembali, menjadi "Keluarga" yang seutuhnya, bersama selamanya sampai nanti kita dipanggil oleh Allah S.W.T. dalam keadaan sebaik-baiknnya, Amin, Insya Allah.
Terima Kasih Saudaraku atas kebahagiaan dan pelajaran berharga yang telah kau ajarkan kepadaku dengan ikhlas. Terima kasih atas segala perhatian yang telah kau berikan kepadaku. Aku sekarang paham apa arti cinta dan kasih sayang yang tulus dari Saudaraku.
Maaf, aku sering mengecewakanmu, aku sering membuatmu marah, dan berfikir jika aku egois, kekanak-kanakkan, tak bisa mengertimu. Aku sudah mencoba untuk menjadi Saudara terbaik untukmu, tapi mungkin hanya sedikit yang dapat ku lakukan untukmu. Jujur, aku berbuat seperti itu karena aku ingin kita menghabiskan waktu bersama lagi, aku merindukan kita yang dulu, kita yang selalu bersama, tertawa bersama, hingga menangis bersama.
Maafkan aku Saudaraku, aku tidak dapat memberikan apappun untukmu, hanya kata-kata ini yang dapat ku ucapkan. Maaf... :')
Wassalam.
Dariku, yang merindukanmu.
Sip Sip Cun, Apik.. :-D
BalasHapus