Assalamu'alaikum.
Hmmm, ternyata gue masih inget sama ini blog, sama passwordnya, sama bentuknya, cara posting juga. Yah, maklum lah, gue udah lama ngga maen ke sini, sekedar melihat keadaan sekitar ataupun hanya nulis posting ngga penting. Tapi ya sudahlah, yang penting gue balik lagi buat nulis postingan ini.
Gue liat-liat, akhir-akhir ini itu banyak remaja yang udah ngga kreatif lagi. Gue sebagai remaja merasa kasihan sama mereka yang kurang kreatif. Masa jargon orang lain di copas mulu. Ngga kasian apa sama orang yang susah-susah buatnya, kecuali kalo orang itu udah terkenal, ngga papa. Kan keliatan kalo lagi copas. Nah ini, yang di copas bukan artis.
Aduh, maaf-maaf. Yah, gue kesel banget. Secara, gue bukan artis, tapi kenapa gue seakan-akan dijadikan gudang imajinasi yang sewaktu-waktu imajinasi yang gue simpan di ambil tanpa pamit. Ngga punya sopan santun. Yah, itulah jeritan hati gue. Gue sebagai orang yang 'kurang' populer di sekolah, bisa-bisanya bahasa gue di bahasakan atau mungkin bisa 'diakui' oleh orang lain. Padahal dia itu cukup populer di sekolah. Setelah gue melakukan beberapa riset, ternyata mereka ini pengin eksis dengan numpang nama gue sama temen gue.
Ngenes...
Kebanyakan, remaja sekarang ini telah terjangkit virus, nama virusnya itu 'Kebelet Pipis', eh, salah-salah, yang bener 'Kebelet Eksis'. Kenapa rata-rata dari mereka menginginkan seperti itu ? Jawabannya itu ya karna kebelet. Ya, kebelet. Kebanyakan remaja itu sedang mencari jati dirinya (emang ada yang buang ?). Obsesi remaja itu mungkin hanya satu, mendapat pengakuan di lingkungan yang sedang mereka tempati, contoh konkretnya, seorang anak SMP/SMA ikut OSIS ataupun organisasi lain yang terkenal di sekolah, supaya menjadi seorang yang populer. Kalo gue sih ogah.
Karna latar belakang gue yang dari dulu suka di bully mulu (ngenes amat), gue ogah dan bener-bener ngga berniat menjadi seorang yang populer. Tapi entah kenapa, gue selalu di beri ijin sama Allah untuk ngrasain gimana rasanya jadi orang populer, tapi ya untuk sementara aja sih, ngga lama. Karna gue percaya, semuanya akan kembali pada-Nya.
Ah, sudahlah. Kembali ke tema awal. Gue juga nyadarin, dulu gue pernah pengin jadi populer, tapi setelah gue telusur-telusur, jadi populer itu ngga enak. Banyak yang gossipin, kan kasian mereka, cuma nambah-nambahin dosa mereka sendiri.
Gue cuma berpesan untuk kalian kaum pelajar, kaum remaja, kaum ababil, kaum alay, kaum jomblo, dan kaum-kaum yang lainnya, jangan sampai kalian terlalu 'Kebelet Eksis'. Biasanya, orang yang ambisius biasanya suka bertindak tanpa berpikir panjang dulu, apa lagi seorang remaja, yang terhitung masih sangat rentan, sangat labil. Mereka bisa melakukan apapun agar ambisinya bisa terpenuhi, biar ngga di bilang cupu. Apalah artinya sebuah popularitas bila itu semua kita raih bukan dengan prestasi, tapi dengan sensasi.
Sekian dan terimakasih. Gue disini cuma ingin mengkritik remaja yang sedang mengalami krisis kreativitas. Remaja yang belum mengerti apa arti sebuah popularitas, sebuah pengakuan.
Wassalam.
Dariku, seorang ababil yang masih mencari jati diri. *korek-korek sampah *nyemplung ke bak sampah *badan jadi bau *dan berakhir dengan bershower
Hmmm, ternyata gue masih inget sama ini blog, sama passwordnya, sama bentuknya, cara posting juga. Yah, maklum lah, gue udah lama ngga maen ke sini, sekedar melihat keadaan sekitar ataupun hanya nulis posting ngga penting. Tapi ya sudahlah, yang penting gue balik lagi buat nulis postingan ini.
Gue liat-liat, akhir-akhir ini itu banyak remaja yang udah ngga kreatif lagi. Gue sebagai remaja merasa kasihan sama mereka yang kurang kreatif. Masa jargon orang lain di copas mulu. Ngga kasian apa sama orang yang susah-susah buatnya, kecuali kalo orang itu udah terkenal, ngga papa. Kan keliatan kalo lagi copas. Nah ini, yang di copas bukan artis.
"WOY, GUE BUKAN ARTIS. LO PIKIR GUE ARTIS YANG KEMANA-MANA NAEK MOBIL. GUE KEMANA-MANA AJA NAIK ANGKOT, DENGAN PEDENYA LO COPAS GUE. APA-APAAN INI."
Aduh, maaf-maaf. Yah, gue kesel banget. Secara, gue bukan artis, tapi kenapa gue seakan-akan dijadikan gudang imajinasi yang sewaktu-waktu imajinasi yang gue simpan di ambil tanpa pamit. Ngga punya sopan santun. Yah, itulah jeritan hati gue. Gue sebagai orang yang 'kurang' populer di sekolah, bisa-bisanya bahasa gue di bahasakan atau mungkin bisa 'diakui' oleh orang lain. Padahal dia itu cukup populer di sekolah. Setelah gue melakukan beberapa riset, ternyata mereka ini pengin eksis dengan numpang nama gue sama temen gue.
Ngenes...
Kebanyakan, remaja sekarang ini telah terjangkit virus, nama virusnya itu 'Kebelet Pipis', eh, salah-salah, yang bener 'Kebelet Eksis'. Kenapa rata-rata dari mereka menginginkan seperti itu ? Jawabannya itu ya karna kebelet. Ya, kebelet. Kebanyakan remaja itu sedang mencari jati dirinya (emang ada yang buang ?). Obsesi remaja itu mungkin hanya satu, mendapat pengakuan di lingkungan yang sedang mereka tempati, contoh konkretnya, seorang anak SMP/SMA ikut OSIS ataupun organisasi lain yang terkenal di sekolah, supaya menjadi seorang yang populer. Kalo gue sih ogah.
Karna latar belakang gue yang dari dulu suka di bully mulu (ngenes amat), gue ogah dan bener-bener ngga berniat menjadi seorang yang populer. Tapi entah kenapa, gue selalu di beri ijin sama Allah untuk ngrasain gimana rasanya jadi orang populer, tapi ya untuk sementara aja sih, ngga lama. Karna gue percaya, semuanya akan kembali pada-Nya.
Ah, sudahlah. Kembali ke tema awal. Gue juga nyadarin, dulu gue pernah pengin jadi populer, tapi setelah gue telusur-telusur, jadi populer itu ngga enak. Banyak yang gossipin, kan kasian mereka, cuma nambah-nambahin dosa mereka sendiri.
Gue cuma berpesan untuk kalian kaum pelajar, kaum remaja, kaum ababil, kaum alay, kaum jomblo, dan kaum-kaum yang lainnya, jangan sampai kalian terlalu 'Kebelet Eksis'. Biasanya, orang yang ambisius biasanya suka bertindak tanpa berpikir panjang dulu, apa lagi seorang remaja, yang terhitung masih sangat rentan, sangat labil. Mereka bisa melakukan apapun agar ambisinya bisa terpenuhi, biar ngga di bilang cupu. Apalah artinya sebuah popularitas bila itu semua kita raih bukan dengan prestasi, tapi dengan sensasi.
Sekian dan terimakasih. Gue disini cuma ingin mengkritik remaja yang sedang mengalami krisis kreativitas. Remaja yang belum mengerti apa arti sebuah popularitas, sebuah pengakuan.
Wassalam.
Dariku, seorang ababil yang masih mencari jati diri. *korek-korek sampah *nyemplung ke bak sampah *badan jadi bau *dan berakhir dengan bershower
Komentar
Posting Komentar